Mengangkat tema “Nilai vs Organisasi”, Program Studi Sistem Informasi (Prodi SI) Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) mengadakan Diskusi Bareng Kating (Dibanting), pada hari Sabtu, 17 April 2021.
“Melalui tema ini kami ingin memperkenalkan kakak tingkat kepada adik tingkat khususnya bagi Angkatan 2020 yang belum pernah bertemu langsung karena masa pandemi. Penting bagi kita untuk mampu melampaui keterbatasan diri terutama di masa pandemi seperti ini, Semua aktivitas seperti dibatasi sehingga keadaaan menuntut kita untuk terus berkembang, terus berpikir agar tidak tertinggal dan dapat terus mengikuti arus perkembangan zaman,” ujar Alex Septimand Gulo, mahasiswa SI Angkatan 2019 selaku Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HMSI) 2021.
Acara Diskusi Bareng Kating (Dibanting) yang dipandu oleh Herling Yan Bridny Kalangi (mahasiswa angkatan 2019) dan Monica Gracethea (mahasiswa angkatan 2020) selaku moderator ini diadakan secara daring menggunakan platform google meet dan diikuti oleh mahasiswa angkatan 2017, 2018, 2019, dan 2020.
Pemutaran video menampilkan aktivitas yang biasa dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam mengikuti kegiatan perkuliahan membuka kegiatan Dibanting ini. Dua narasumber yaitu Nikolaus Aryawan Ravato Wijaya (angkatan 2017), Software Development Engineer In Test, Blibli Future Program dan Adrian Paskalis (angkatan 2017), Quality Assurance di Indomaret Group membagikan pengalamannya selama mengikuti kegiatan organisasi di kampus dan juga prestasi akademik yang mereka raih selama berkuliah.
Melanjutkan sesi berbagi pengalaman, Nikolaus dan Adrian juga memberikan pemahaman mereka tentang manakah yang lebih penting antara nilai atau keterlibatan mahasiswa di dalam organisasi. Nikolaus menyampaikan bahwa jika kuliah hanya kuliah saja maka akan terasa kurang. “Ada titik jenuh saat kita kuliah. Misalnya saat mempelajari coding. Nah, bergabung dalam kegiatan organisasi dapat membantu mengembalikan mood kita. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) penting untuk lolos seleksi di perusahaan. Namun IPK yang baik tidak menjamin kita bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut. Dari organisasi kita banyak belajar tentang attitude, leadership, dan kerjasama. Kombinasi keduanya lah yang penting dalam mendukung masa depan kita,” ujar Nikolaus.
“Keduanya harus balance. Kuliah sambil berorganisasi itu seru. Supaya bisa tetap main, mengerjakan tugas kuliah, dan berorganisasi maka perlu belajar untuk mengatur waktu dan juga meluangkan waktu untuk bersama Tuhan. Sebelum kamu mengatur orang lain, aturlah dirimu terlebih dahulu. Berorganisasi mengajarkan kita untuk berani mengemukakan pendapat, mengetahui cara bernegosiasi dan bekerja sama, dan juga bagaimana mendengarkan pendapat orang lain. Semua itu penting. Bekerja sama itu bukan berarti bekerja satu orang bersama-sama untuk push rank. Dengan semakin banyak bertemu, kenal dengan orang-orang maka jaringan kamu akan semakin luas dan percayalah itu akan membantumu esok nanti,” tambah Adrian.
Dalam sesi diskusi, banyak mahasiswa yang antusias mengajukan pertanyaan berkaitan tips dan trik agar bisa seimbang antara nilai yang baik dengan aktif berorganisasi ketika berkuliah. Menutup sesi diskusi, Nikolaus menekankan bahwa kita perlu mencapai cycle yang sesuai. Peduli dengan nilai, bisa menjadi tim, begitu juga sewaktu di kelas untuk aktif bertanya dengan asisten dosen (asdos). Menurutnya, ada dua tipe orang pintar yaitu cerdas dan rajin. Semakin sering seseorang melatih dan berlatih coding maka akan tahu cara penyelesaiannya dan bonus mendapatkan pengetahuan. “Programmer yang baik itu ya yang memiliki ilmu googling yang terus dilatih,” tambahnya.
Mengakhiri rangkaian acara Diskusi Bareng Kating (Dibanting), melalui sebuah pertanyaan “Apa pesan khusus untuk meraih ipk bagus dan juga aktif mengikuti organisasi?” Nikolaus berpesan agar mahasiswa harus mulai mendisiplinkan diri untuk menghilangkan hal-hal yang tidak penting dan menentukan empat skala kuadran prioritas dalam hidup yaitu penting dan mendesak, penting namun tidak mendesak, mendesak namun tidak penting, dan yang terakhir adalah tidak penting dan tidak mendesak. Prioritas tersebut membuat kita fokus pada pekerjaan mana yang paling mendesak dan paling penting saja. Adrian Paskalis juga berpesan agar mahasiswa harus selalu menyelesaikan apapun yang menjadi tanggung jawab kalian dan tetap fokus berkuliah.
Melalui acara ini mahasiswa diingatkan bahwa selain menambah ilmu, menambah relasi selama kuliah adalah hal penting. Fokus pada pengetahuan saja tidak cukup tetapi perlu mengembangkan potensi diri baik itu hard skill maupun soft skill. Aktif berorganisasi, berinteraksi dengan orang lain, mengikuti perlombaan, dan bergabung menjadi volunteer akan membantu mahasiswa mengembangkan potensi diri.
Acara ini mendapatkan respon yang sangat positif dari partisipan. “Kami sebagai mahasiswa menjadi termotivasi. Mata dan pikiran kami menjadi lebih terbuka. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka dapat menunjang potensi diri kami yang bermanfaat bagi masa depan, baik di perkuliahan kami selanjutnya ataupun di saat kami terjun ke dalam dunia pekerjaan,” ujar salah satu partisipan. [meidianti]