Di Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul tepatnya di bantaran muara sungai Opak ditemukan komunitas mangrove seluas kurang lebih 25 ha dengan dominasi tanaman mangrove jenis Avicennia sp. (api-api). Disamping jenis Avicennia sp. juga terdapat jenis Rhizopora sp., Bruguiera sp dan Soneratia caseolaris. Kawasan mangrove di daerah tersebut bukan merupakan komunitas alami dimana jenis-jenis yang ada diintroduksikan dari luar. Tanaman mangrove diintroduksi pertama kali oleh Yayasan Relung, sebuah LSM Lingkungan di Yogyakarta pada tahun 2003-2005 dengan tujuan untuk konservasi bantaran muara sungai Opak dan upaya perlindungan daerah pertanian dari limpahan air  sungai maupun gelombang air laut.

Oleh karena itu mulai tahun 2007 KMB RC DIY  berkoordinasi dengan masyarakat pengelola mangrove, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Propinsi DIY berkomitmen melakukan pendampingan untuk mengembangkan kawasan mangrove di dusun  Baros menjadi kawasan ekowisata mangrove di DIY.

Beberapa program yang telah dilakukan antara lain peningkatan luasan tutupan mangrove dengan mengorganisir kegiatan tanam mangrove, pendampingan untuk pengembangan kelembagaan, pelatihan dan pendampingan untuk peningkatan ekonomi masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan dan kepiting cangkang lunak.

Saat ini kawasan mangrove di dusun Baros telah menjadi salah satu ikon Desa Tirtohargo dimana keberadaanya telah mengantarkan kelompok pengelola mendapatkan beberapa penghargaan lingkungan di tingkat daerah. Namun tidak boleh berhenti dan puas dengan pencapaian tersebut, karena masih banyak hal yang harus terus dikembangkan seperti belum tersusunnya rencana pengembangan, pengelolaan serta prasara yang mendukung untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove yang mampu memberikan nilai manfaat ekonomi dan ekologis bagi masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan kolaborasi dan sinergi semua pihak, untuk secara bersama bersinergi melakukan kolaborasi aksi konservasi baik dalam pelaksanaan workshop untuk merancang program pengembangan, aksi tanam mangrove, pengembangan fasilitas gardu pandang, gazebo dll serta pendampingan pada kelompok pengelola kawasan ekowisata.

Penyelenggaraan Kolaborasi Aksi Konservasi 2017 bertujuan untuk pengembangan kawasan ekowisata mangrove Baros, meningkatkan partisipasi masyarakat (perguruan tinggi, sekolah, pemerintah dan swasta) dalam program aksi konservasi serta serta membangun kolaborasi dan sinergi para pihak mendukung pengembangan ekowisata mangrove di Baros. Program ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Bioteknologi dan prodi lain di lingkup UKDW, Konsorsium Mitra Bahari RC DIY, Departemen Perikanan UGM, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Pemda Kabupaten Bantul dan Djarum Bakti Lingkungan. Rangkaian acara kolaborasi aksi konservasi diawali dengan diskusi dengan berbagai mitra untuk merumuskan program dan rencana pengembangan kawasan ekowisata mangrove. Program ini berlangsung mulai dari bulan Juli – Nopember 2017 dan direncanakan berlanjut sampai pada tahun 2018 dengan fokus program pada implementasi, pendampingan dan monitoring program. Sebagai upaya untuk sosialisasi program dan menyatukan komitmen berbagai pihak dilakukan workshop dengan tema “Kolaborasi Aksi Konservasi untuk Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Baros” yang diselenggarakan tanggal 20 Oktober 2017 di ruang Harun, Fakultas Bioteknologi  UKDW. Dalam workshop tersebut dihadirkan 3 narasumber yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Bpk. Drs. Sigit Sapto Rahardjo, MM. dengan materi Master Plan Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Baros, kabupaten Bantul, Ketua KMB DIY, Drs. Djoko Rahardjo M.Kes., yang memaparkan materi tentang Kolaborasi Aksi Konservasi untuk Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Baros dan Deputi Djarum Foundation, Bapak Yunan Aditya dengan materi Peran Swasta (Industri) dalam Konservasi Lingkungan melalui Pengembangan Program CSR. Diharapkan dengan penyelenggaraan workshop ini para pihak, menjadi memahami pentingnya kolaborasi dan sinergi semua pihak untuk percepatan pengembangan kawasan ekowisata mangrove Baros. Keberhasilan program aksi konservasi untuk pengembangan kawasan ekoswisata mangrove Baros sangat ditunjang oleh komitmen, konsistensi dan support dari multipihak. Kontribusi para pihak menjadi penting dan sangat menentukan kecepatan pencapaian dan keberlangsungan program, termasuk peran masyarakat dusun Baros dan secara khusus pengelola kawasan ekowisata mangrove Baros. Pada akhir acara workshop disampaikan penyerahan bantuan dana pembangunan gardu pandang oleh Sekretaris Departemen Perikanan UGM Bapak Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si kepada Ketua KP2B Baros disaksikan oleh Ketua Panitia Kolaborasi Aksi Konservasi saudari Jovita Lavenia, mahasiswa Fakultas Bioteknologi angkatan tahun 2016.

Berlangganan Newsletter Kami

Bergabunglah dengan milis kami untuk menerima kabar terbaru dan update dari tim kami.

You have Successfully Subscribed!

Pin It on Pinterest

Share This