Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana (FTI UKDW) Yogyakarta telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Vox Dei, startup analisis data yang didirikan oleh tim peneliti dari National University of Singapore (NUS).
FTI UKDW dan Vox Dei sepakat untuk melakukan kerja sama dalam bentuk penyelenggaraan kuliah umum dan workshop, pengembangan program untuk mahasiswa seperti magang dan rekrutmen staf, pengembangan proyek penelitian bersama dan pemberlakuan proyek penelitian mahasiswa di Lexikat sebagai proyek akhir tahun (skripsi) mahasiswa FTI UKDW.
Salah satu bentuk kerja sama yang sedang dilakukan adalah pengembangan algoritma sistem analisis teks yang merupakan bagian dari bidang Natural Language Processing (NLP). Algoritma yang dikembangkan oleh Vox Dei ini dijalankan oleh para peneliti dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, sebuah sekolah pascasarjana yang merupakan bagian dari NUS untuk penggunaan akademis dan riset pasar. Vox Dei berharap penggunaan algoritma ini dapat membantu siswa dan peneliti untuk melakukan tinjauan literatur dan proyek analisis data. Saat ini, teknologi ini menganalisis teks tertulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Cina, dan menghasilkan word clouds, statistik, dan grafik untuk membantu pengguna dengan cepat menafsirkan teks dalam volume besar.
Kiprah FTI UKDW dalam pengajaran dan penelitian di bidang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan Linguistik Komputasi (LK) menjadi alasan yang kuat bagi Vox Dei untuk menjalankan proyek kerja sama ini. FTI UKDW juga menaungi kelompok peneliti Humaniora Digital TRAWACA yang berfokus pada pengenalan karakter optik atau Optical Character Recognition (OCR) dan LK. Tim TRAWACA juga menjadi anggota inti tim Indonesian Digital Heritage (sebagai link saja: http://digitalheritage.id/about.html). Proyek TRAWACA mencoba memindai, menegenali, dan mengalihaksarakan teks-teks klasik beraksara Jawa dan mengubahnya menjadi alfabet Latin. FTI UKDW juga memiliki pengajaran yang kuat tentang Pembelajaran Mesin (Machine Learning) dan NLP sehingga menghasilkan lulusan dengan semua keterampilan yang diperlukan untuk menangani pengembangan perangkat lunak mutakhir.
Dengan dukungan dari NUS, khususnya dari Program Inovasi Penelitian Pascasarjana (NUS GRIP) dan Lean Launchpad Singapore (LLP), Vox Dei telah mulai membentuk tim inkubasi tim. Tim akan bekerja dengan para peneliti UKDW untuk mengembangkan rangkaian sumber daya NLP yang akan membantu para peneliti menganalisis teks dalam Bahasa Indonesia.
Melalui kerja sama yang dilakukan, mahasiswa UKDW juga akan menggunakan algoritma tersebut untuk membantu penelitian mereka dan umpan balik yang diberikan oleh mahasiswa akan digunakan untuk mengembangkan versi komersial dari perangkat lunak untuk melayani riset pasar, manajemen hubungan pelanggan atau Customer Relationship Management (CRM), layanan asuransi, dan sektor keuangan.
“Kami sudah memiliki alat NLP bahasa Inggris dan Cina yang tersedia secara online, dan kami sangat menantikan perangkat Bahasa Indonesia yang siap didistribusikan. Indonesia adalah pasar yang berkembang besar, namun perusahaan dibatasi oleh kurangnya pilihan analitik yang efektif untuk riset pasar di negara ini. Dengan bantuan perangkat lunak Bahasa Indonesia kami, kami harap mereka dapat mengatasi kendala bahasa dan mengakses lebih banyak peluang bisnis yang potensial. Kami benar-benar berharap dapat bekerja sama dengan para ahli di UKDW untuk menjadikan perangkat lunak kami online. Selama ini kami sedang mengembangkan algoritma AI yang lebih canggih yang diharapkan dapat kami gunakan dalam proyek-proyek mendatang,” ujar Jennifer Dodgson selaku CEO Vox Dei.