Pusat Kerohanian Kampus (PKK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan Ibadah Pembukaan Semester Genap 2019/2020 di Atrium Didaktos UKDW pada hari Senin, 3 Februari 2020. Mengusung tema “Mengimani Kuasa Yesus” acara ini dikemas dalam nuansa Imlek yang cukup kental. Sekitar 180 orang hadir pada ibadah ini.
Tim Ibadah Kampus asuhan PKK UKDW telah mempersiapkan sebuah liturgi sederhana dan bacaan Alkitab dalam Bahasa Mandarin. Ibadah ini juga didukung oleh tim pemusik, pengiring pujian, dan liturgos yang kesemuanya adalah mahasiswa lintas fakultas yang tergabung dalam Tim Ibadah Kampus.
Dalam renungan yang dibawakan, Pdt. Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th., sebagai pembawa firman dari Fakultas Teologi, mengajak semua sivitas akademika UKDW untuk mengikuti teladan Yesus sebagaimana tertulis dalam Injil Markus 6: 53-56. Teladan Yesus ini mengajak kita untuk memilih bergerak dan membaktikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kita. Kendala birokrasi tidak seharusnya melumpuhkan gerak, laju, serta kiprah UKDW dalam melaksanakan tugas pelayanannya di masyarakat Yogyakarta secara khusus dan bangsa Indonesia secara lebih luas.
Berkaitan dengan nuansa Imlek yang mewarnai ibadah pembukaan awal semester genap ini, Pdt. Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th. mengajak seluruh sivitas akademika UKDW untuk melihat karakter positif dari shio tikus logam yang di tahun baru Imlek tahun ini menjadi simbol utama. Selalu proaktif, dinamis, kerja keras, waspada menjadi karakter-karakter positif yang dapat kita pelajari dari shio tikus logam ini. “Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas kegiatan akademis yang lebih mementingkan sisi birokratif dan mengurangi sepak terjang UKDW ke luar, yaitu ke masyarakat yang lebih luas,” ungkapnya. Secara kritis Pdt. Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th. mengajak semua yang hadir untuk merenungkan bersama mengenai hal-hal yang telah diberikan oleh UKDW bagi perkembangan masyarakat di sekitarnya. Secara kontekstual, Pdt. Dr. Jozef M.N. Hehanussa, M.Th. mengajak semua pihak untuk ikut terlibat dalam pembangunan karakter masyarakat dan bangsa Indonesia secara aktif dan dinamis.
Di akhir acara, peserta disuguhi dengan penampilan barongsai dari perkumpulan “Mutiara Naga” Yogyakarta yang dikoordinasi oleh Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro 4) UKDW. Para peserta ibadah yang berkenan dapat mengambil amplop merah dan memberikan angpao ke barongsai. Setelah tampil di Atrium Didaktos, dua barongsai merah dan biru keluar dan menuju Gedung Agape untuk tampil di sana beberapa saat.
Selain disuguhi seni barongsai, para hadirin juga disuguhi pernak-pernik makanan Tionghoa yang wajib tersaji di saat perayaan Imlek, seperti bakmi goreng, kue mangkok, kue keranjang, dan buah jeruk. Bagi masyarakat Tionghoa, bakmi yang panjang menjulur bermakna harapan umur panjang, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah. Kue keranjang bermakna harapan akan tahun yang lebih sejahtera, kehidupan yang manis, dan terus membahagiakan. Buah jeruk yang biasanya dalam perayaan Imlek disajikan di atas meja jamuan lengkap dengan tangkai dan daunnya melambangkan rezeki yang berlimpah ruah. Jeruk ini melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang akan selalu tumbuh. (PKK/Adham K. Satria)