Service Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memudahkan mahasiswa memahami konsep-konsep yang diberikan dalam prosesnya. Kegiatan service learning ini telah dikembangkan oleh unit MKH sejak Tahun Akademik 2013 dan terus dievaluasi, agar sifat matakuliah yang berorientasi kepada pendidikan karakter dapat berkelanjutan. Matakuliah Pendidikan Perdamaian yang diselenggarakan oleh unit Mata Kuliah Humaniora (MKH) beberapa semester terakhir telah melaksanakan kegiatan service learning. Para mahasiswa peserta matakuliah ini bergabung menjadi relawan berdasarkan minatnya melalui kegiatan langsung di komunitas-komunitas yang menjadi mitra unit MKH.

Komunitas mitra yang dipilih adalah komunitas pendamping kelompok lansia (lanjut usia), Penyintas peristiwa 1965 (FOPPERHAM – Forum Pendidikan dan Perjuangan Hak Asasi Manusia), komunitas penyelamatan lingkungan pantai dan penyu (reiSPIRASI), komunitas pengembangan pertanian ramah lingkungan (Kebun Mbak Tias), komunitas perempuan pengembang perdamaian lintas iman (Srikandi Lintas Iman),  komunitas mahasiswa yang menyelenggarakan diskusi di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta (Sekolah Damai Indonesia), dan Syantikara Youth Center yang dikelola oleh para suster CB. Komunitas yang terakhir ini secara khusus memberikan kesempatan bagi mahasiswa UKDW untuk berpatisipasi dalam program Sego Mubeng, dimana mahasiswa UKDW belajar membuat minuman sehat, memasak, dan mengedarkannya kepada pengendara becak dan tukang sampah di beberapa lokasi di Kota Yogyakarta.  

Kegiatan service learning dimulai setelah masa Ujian Tengah Semester. Karena karakternya adalah praktikum sosial, maka sebelum mahasiswa menjadi relawan di komunitas diperlukan persiapan. Materi persiapan mencakup pengembangan sensitivitas budaya, ketrampilan sebagai caregiver terutama bagi mahasiswa yang berminat bekerja dengan komunitas pendamping kelompok rentan, dan ketrampilan menulis jurnal. Melalui pendekatan pengetahuan, pengalaman langsung, dan refleksi, diharapkan tujuan matakuliah akan tercapai, yakni mewujudkan pribadi yang berwawasan damai, memiliki nilai inklusif, dan sensitif dalam berelasi di konteks masyarakat yang beragam. (ES)

Pin It on Pinterest

Share This