Green Farming merupakan salah satu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Di tahun 2022 ini, KKN Green Farming diadakan di tiga kelurahan di Kota Yogyakarta dan di 10 Kelompok Tani Dewasa (KTD) yang berlangsung mulai tanggal 14 Januari 2022 sampai tanggal 19 Febuari 2022. Salah satu kelompok mahasiswa yang diterjunkan adalah kelompok 6 yang ditempatkan di KTD Bonjowi 4 Dasa tepatnya di Kelurahan Bausasran. 

Kelurahan Bausaran menjadi salah satu kampung sayur yang sudah lama berkembang dan akan berkembang menuju kampung sayur agrowisata. Harapannya dengan kelompok mahasiswa yang mengadakan KKN Green Farming di salah satu KTD maka akan mendorong KTD bergerak maju berkembang bersama-sama baik untuk para warganya agar mencapai kampung sayur agrowisata dan mahasiswa dapat belajar bersama warga mengembangkan dirinya. Sebelum penerjunan dilakukan, mahasiswa melakukan survei ke lokasi KTD Bonjowi yang hasilnya ditemukan banyak keunggulan yang dapat diangkat masyarakat sekitar untuk menjadi ciri khas KTD yang nantinya dapat membantu membangun kampung sayur agrowisata. Salah satunya produk yang sudah miliki oleh KTD Bonjowi yaitu kerupuk lele. 

Selain itu banyak ditemukan pula tanaman bunga telang. Keunggulan dari bunga telang ini adalah pertumbuhannya yang cepat sehingga tidak akan kekurangan jika dibutuhkan. Penduduk sekitar RW 4 Kelurahan Bausasran sudah memanfaatkannya yaitu dengan membuat produk sirup. Namun sayangnya belum dipasarkan hanya dikonsumsi pribadi dan belum memiliki brand atau merek. Kelompok KKN mendapatkan ide untuk membuat brand tersebut sebagai salah satu produk unggulan dari KTD Bonjowi. 

Keunggulan lain yang ditemukan adalah terdapat daun sirih yang menjadi salah satu komoditas unggulan yang ditanam oleh KTD tersebut. Melihat potensi tersebut maka kelompok membuat produk teh herbal daun sirih yang bermanfaat bagi kesehatan seperti mencegah kanker, baik bagi saluran pencernaan, mencegah malaria, dan masih banyak lagi. Teh daun sirih ini berbeda dengan teh biasa yang hanya menggunakan air rebusan daun langsung. Teh ini melewati proses pengeringan terlebih dahulu sehingga bisa diseduh langsung dengan air panas. Tidak hanya bunga telang dan daun sirih saja tetapi begitu banyak tanaman lain yang ditanam khususnya tanaman obat. Mulai dari tanaman rimpang, jeruk, binahong, daun mint, dan melati ditanam di kebun bersama warga Bonjowi. 

Kegiatan lain yang dilakukan yaitu kelompok 6 berinisiatif untuk membuat lulur tradisional yang bisa digunakan warga sekitar. Begitu banyak keuntungan dari lulur tradisional ini mulai dari metode pembuatan tradisional, bahan-bahan yang sudah tersedia di kebun, dan tidak membutuhkan waktu yang lama.  

Selain mengetahui keunggulan dari masing-masing KTD dibutuhkan juga optimalisasi lingkungan sekitar KTD Bonjowi untuk mendukung pembangunan kawasan agrowisata. Dikarenakan lahan yang tidak begitu luas maka dibutuhkan cara untuk menarik pengunjung. Salah satu cara yang sudah dilakukan masyarakat dan anggota KTD adalah menghias jalan dengan membuat mainan tradisional. Namun ada beberapa yang harus diperbaiki karena cat sudah mulai luntur dan beberapa ornament yang harus ditambahkan agar lebih menarik lagi bagi pengunjung. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan optimalisasi jalan di sekitar KTD Bonjowi oleh kelompok KKN. Selain jalan kebun harus diperbaiki, perlu ditambahkan beberapa tanaman untuk mendukung kegiatan agrowisata. Tanah yang subur menjadi salah satu keuntungan yang dimiliki masyarakat sekitar sayangnya hama seperti bekicot dan ulat bulu sangat menggangu produksi sayur pada kebun, mengamati masalah yang ada, kelompok KKN lalu memunculkan inisiatif untuk membuat biopestisida dari bahan-bahan alami sehingga tanaman mampu bertahan dengan serangan hama tanpa efek yang terlalu parah dan tentu saja mudah dibuatnya. Selain itu optimalisasi kebun juga dilakukan dengan membersihkan dan menebang tanaman liar serta memperbaiki layout kebun. 

Salah satu program lain dari kelompok 6 KKN Green Farming yaitu dengan membuat cinderamata berbasis edukasi. Cinderamata ini akan mengajarkan pengunjung cara bercocok tanam sehingga selain berwisata dan melakukan program yang disediakan, pengunjung membawa “bekal” yang dapat diterapkan di rumah. Media promosi seperti brosur, stiker produk, dan poster wisata juga dibutuhkan untuk mendukungnya pembangunan kampung sayur agrowisata. Salah satu program promosi adalah optimalisasi sosial media dan media promosi cetak akan diharapkan membantu masyarakat sekitar mengembangkan kampung wisata. Seperti halnya masyarakat yang belajar dari mahasiswa, program KKN Green Farming ini juga membantu mahasiswa berproses dan belajar bersama masyarakat. Begitu banyak pelajaran yang didapatkan dari masyarakat dan harapan semua program yang dijalankan bisa membantu masyarakat dan anggota KTD Bonjowi 4 Dasa untuk mencapai cita-cita dan tujuan mereka. (Rosalia, Anita, Immanuella, Natali, Restituta, Anabelle)

Pin It on Pinterest

Share This