Kementerian Agama melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Agama (BLA) Semarang mengadakan pelatihan yang bertajuk “Workshop Literasi dan Moderasi Agama di Kalangan Milenial”. Kegiatan yang berlangsung pada hari Kamis-Jumat, 3-4 Oktober 2019 tersebut berlangsung di Hotel Crystal Lotus. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengirim tiga mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Mahasiswa yang dikirim adalah Verina Devari dari Program Studi Akuntansi, Mey Krisherina dari Program Studi Manajemen, dan Rully Adhi dari Program Studi Informatika. Mereka menjadi peserta bersama dengan 22 partisipan dari perguruan tinggi negeri maupun swasta serta sekolah menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada hari pertama, peserta diajak untuk mengenal media sosial lebih dalam, khususnya aspek etika dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Dr. Iman Fadhilah selaku narasumber yang merupakan dosen di Universitas Wahid Hasyim Semarang memaparkan dua sisi media sosial saat ini. Selain dapat menyampaikan informasi secara cepat, media sosial juga menyebabkan interaksi interpersonal menjadi berkurang. Adanya sarana komunikasi melalui internet membuat pertemuan secara langsung dirasa kurang praktis. Oleh karena itu, generasi muda perlu bijak dan etis dalam menggunakan media sosial, karena apa yang diunggah ke situs jejaring sosial akan dikonsumsi oleh publik.

Pada materi selanjutnya, H. Joko Tri Haryanto, M.S.I membagikan pengetahuannya mengenai “Mengembangkan Moderasi Beragama Melalui Media Sosial”. Joko Tri menjelaskan pentingnya bersikap moderat, seimbang, dan tidak ekstrem dalam beragama. “Moderasi beragama berarti sikap dan perilaku keberagamaan yang menyeimbangkan diri atas berbagai kepentingan hidup, seperti berimbang memperhatikan antara kepentingan dunia dan akhirat, antara kepentingan individu dengan kepentingan umum,” paparnya. Joko Tri juga menyampaikan prinsip-prinsip moderasi beragama dan dampak dari adanya sikap moderat dalam menjalankan agama. Beberapa sisi positif dari sikap moderat dalam beragama adalah menghindarkan manusia dari paham radikalisme dan membuat manusia memiliki sikap kritis terhadap semua berita atau informasi yang datang.

Di hari kedua, seluruh peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi tugas untuk membuat video yang menceritakan pentingnya memiliki sikap moderat dalam beragama. M. Dafi Yusuf yang menjadi mentor pada materi tersebut menjelaskan seluk beluk pembuatan video termasuk mengenai pembuatan ide cerita, penyusunan naskah, teknik pengambilan gambar, sudut pengambilan gambar yang tepat untuk setiap adegan, hingga proses editing setelah pengambilan gambar. Setiap peserta tampak bersemangat ketika melakukan pengambilan gambar hingga menjelaskan video yang telah dibuat dalam sesi presentasi. Lima video yang berhasil diproduksi oleh peserta mendapat sambutan meriah dari peserta lain maupun panitia penyelenggara. 

Mengutip laman blasemarang.kemenag.go.id, Kepala BLA Semarang Dr. Samidi, M.S.I. mengatakan bahwa anak-anak muda sekarang ini lebih menguasai gadget. Karakteristik konten yang disukai dan diakses anak muda dengan gadget adalah video. “Harapannya para pelajar mampu berkreasi mengaktualisasikan pikiran untuk menciptakan konten video dengan tema kehidupan agama yang moderat,” kata Samidi. [rap]

Pin It on Pinterest

Share This