Pada hari Jumat, 20 September 2019 telah dilaksanakan peresmian Regional Center of Entrepreneurship in South East Asia sebagai bentuk kerja sama antara Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dengan Handong Global University, Korea Selatan. Handong Global University adalah sebuah perguruan tinggi yang berasal dari Pohang, Korea Selatan. Kerja sama antara kedua institusi sudah terjalin cukup lama dan semakin intensif sejak sukses menyelenggarakan Global Entrepreneurship Workshop tahun 2018 – 2019 yang didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  (Bappenas), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa), United Nations Office for South-South Cooperation (UNOSSC), serta Kementerian Sains dan ICT (MSIT) Republik Korea. 

Pembukaan acara ditandai dengan persembahan tari dari Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb) Ikatan Mahasiswa Sumba “Sandlewood”. Selanjutnya prosesi peresmian Regional Center of Entrepreneurship in South East Asia ditandai dengan pembukaan selubung nama oleh Rektor UKDW, Ir Henry Feriadi, M.Sc, Ph.D dan Prof. George Kim, Director Institute for Entrepreneurship and Innovation, Handong Global University, Korea Selatan. 

Kantor Pusat Kewirausahaan Regional Asia Tenggara tidak terlepas dari keberadaan unit Centre of Enterpreneurship and Innovation (Centrino) yang telah dibentuk sejak tahun 2018. Centrino sendiri adalah salah satu wadah untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu dengan melakukan pendampingan inkubasi bisnis startup. Keberadaan unit ini semakin menguatkan visi UKDW menuju Entrepreneurial Research University (ERU) yang semakin melebarkan jejaringnya ditandai dengan penguatan kemitraan internasional, salah satunya mitra universitas dari Korea Selatan. Dipilihnya UKDW tidak terlepas dari keberadaannya sebagai salah satu kampus terkemuka di Yogyakarta. 

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pusat dari aktivitas usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memproduksi berbagai produk kerajinan tangan, perak, dan batik. Hal ini yang memberikan daya tarik kepada mitra-mitra dari Korea Selatan untuk memberikan pendampingan terhadap keberadaan UMKM. Selain itu, mitra-mitra dari Korea Selatan sekaligus ingin membagikan pengalaman kesuksesan menjadi negara industri melalui program pembangunan yang berbasis dari desa, yang dikenal dengan prinsip “Saemaul Undong”. Semangat inilah yang nantinya akan ditularkan kepada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang ada di sekitar DIY. Ke depannya diharapkan akan terjadi kolaborasi antara bisnis UMKM dengan startup teknologi informasi sehingga dapat memperluas jejaring pemasaran untuk ekspor ke luar negeri.(fr).

Pin It on Pinterest

Share This