Program inisiasi unit usaha rumah pilah sampah bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Taman Karya Manunggal sebagai upaya penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Yogyakarta dari skala rumah tangga berhasil mengantarkan tim The Connecting Dots meraih pendanaan program “TBIG Youth Changemaker”. 

“TBIG Youth Changemaker” adalah salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Tower Bersama Infrastructure Tbk sebagai upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dengan melibatkan mahasiswa dalam penerapan ide socio-innovation yang dapat memberi perubahan positif terhadap pengembangan masyarakat dan kemajuan Indonesia. 

Menyadari pentingnya kontribusi mahasiswa dalam pengembangan socio-innovation, tim The Connecting Dots yang terdiri dari Tia Naibaho (mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2019), Marcelina Jevan (mahasiswa program studi Manajemen angkatan 2019), Hendy Winartho (mahasiswa program studi Akutansi angkatan 2019), dan Gregorius Lunsa (mahasiswa program studi Desain Produk angkatan 2020) turut berpartisipasi dalam “TBIG Youth Changemaker”. 

Situasi dan kondisi TPA Piyungan Yogyakarta yang masih menjadi polemik dan belum dapat diatasi dengan optimal menjadi latar belakang proyek sosial yang dijalankan oleh keempat mahasiswa ini. Penumpukan sampah diyakini membawa dampak negatif terhadap kualitas kehidupan masyarakat sekitar, khususnya masyarakat kecamatan Piyungan. Meski demikian, kondisi ini dapat dijadikan peluang dengan kerja sama dan dukungan berbagai pihak. Penanganan dari skala rumah tangga merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, The Connecting Dots memberikan kontribusi untuk mengurangi jumlah sampah yang disetor ke TPA Piyungan dengan memulai dari ruang lingkup yang berhubungan langsung dengan produsen sampah itu sendiri yaitu rumah tangga. The Connecting Dots bersinergi dengan BUMDes Taman Karya Manunggal Tamantirto yang memiliki visi searah dengan The Connecting Dots. “Kami memulai dengan pengelolaan dan pengolahan sampah di unit terkecil dulu, yaitu rumah tangga. Semoga dari langkah kecil ini nantinya bisa terwujud visi Kabupaten Bantul yaitu Bantul Bebas Sampah 2025,” ujar Tia, salah satu anggota The Connecting Dots. 

Bersama BUMDes Taman Karya Manunggal Tamantirto, The Connecting Dots mengimplementasikan program budidaya maggot terkait pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam pembuatan biopon, pembangunan kandang lalat bsf, pengelolaan sampah olahan dapur, dan proses branding produk maggot dengan merk “Maggotirto”. Selain itu, untuk sampah anorganik, tim menginisiasi pembentukan Sekolah Desa Pengelolaan Limbah Plastik dan Kertas. 

Selain itu, tim juga menginisiasi unit usaha baru dibawah BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) berupa Rumah Pilah Sampah Tamantirto yang saat ini sudah disosialisasikan ke pedukuhan yang ada di Kelurahan Tamantirto. Memperhatikan keberlanjutan program, tim The Connecting Dots membangun sistem pengelolaan unit usaha rumah pilah sampah ini secara keseluruhan dari aspek operasional, pemasaran, dan pengembangan SDM. Program lain bertajuk Sekolah Desa sebagai upaya literasi masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik juga dibentuk. Dalam pelaksanaan proyek sosial ini, Tim The Connecting Dots didampingi oleh Sofiet Isa sebagai mentor dari pihak PT. Tower Bersama Group Tbk. (FB/TN)

#prestasi #prestasimahasiswa #fakultasbisnis

Pin It on Pinterest

Share This